Warung Bebas

Rabu, 03 Oktober 2012

Diselakan Wisata Mangrove Wonorejo Jadi Tempat Mesum



Diselakan Wisata Mangrove Wonorejo Jadi Tempat Mesum

Diselakan Wisata Mangrove Wonorejo Jadi Tempat Mesum - Perubahan konsep ekowisata menjadi wisata alam di hutan mangrove Wonorejo, Rugkut dan Gununganyar dinilai masyarakat sekitar dan pemerhati lingkungan malah berbuah pahit. Pasalnya perubahan konsep itu justru merusak hutan mangrove di kawasan tersebut.



Ini terjadi karena  wisatawan yang datang ke kawasan hutan mangrove yang bertujuan untuk menikmati pemandangan yang ada di sana banyak membuang sampah seenaknya. Bahkan, belakangan malah dipakai "anak-anak muda berbuat mesum".



Pasangan muda-mudi yang diduga masih duduk dibangku SMP-SMA ini tidak hanya melakukan aksi mesumnya ditempat tersembunyi, mereka juga tak lagi malu melakukan adegan ciuman disepanjang joging track.



Kondisi seperti ini dikeluhkan Budi Mulyono(36). Warga medokan ini mengaku kecewa saat berkunjung ke wisata hutan mangrove di kawasan wonorejo tersebut. Ketika berkunjung ke sana dalam benaknya ia beserta keluarga besarnya nanti akan dapat menikmati keindahan hutan mangrove dan pesisir pantainya.



Namun, sesaat usai menapaki joging track, ayah dari dua orang putra ini mengaku kaget. Maklum sepanjang joging track ia mendapati pemandangan yang tak layak dilihat kedua putranya yang masih duduk dibangku sekolah dasar (SD). “Saya sampai malu melihatnya. Bahkan, orangtua saya bilang, untuk apa anakmu diajak nang nggon koyok ngene iki (ke tempat yang begini). Anakmu kan masih kecil-kecil,” ujarnya, Rabu (3/10).



Karenanya, Budi dan keluarganya memutuskan pulang lebih awal dan memilih berjalan-jalan ke pusat perbelanjaan. Ia pun menuntut keseriusan Pemerintah Kota (Pemkot) dalam menertibkan hal-hal yang tidak semestinya terjadi kawasan mangrove.“Dulu taman bungkul kan juga dimanfaatkan buat mesum oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab. Padahal lokasinya ditengah kota, apalagi ini yang terpencil kayak gini. Kalau bisa dijaga juga biar tidak dijadikan lokasi ajang mesum baru,” harapnya.



Hal senada juga disampaikan Budiman Widjianto (41). Warga Ketintang ini  mengaku risih saat harus melintas disepanjang joging track di kawasan mangrove, Wonorejo-Rungkut. Harapan untuk melihat lahan konservasi yang di sejuk dengan hembusan angin mendadak hilang saat melihat banyaknya pasangan muda mudi yang tak lagi sungkan memadu kasih.



”Sepertinya mereka sudah ndak punya rasa malu, meski banyak orang yang melintas tetap saja mereka berciuman,” katanya.



Wawan Some  dari Komunitas  Nol Sampah Surabaya juga mengatakan, perubahan konsep ekowisata menjadi wisata alam di hutan mangrove Wonorejo, Rugkut dinilainya malah berbuah pahit. Pasalnya perubahan konsep itu selain untuk berbuat mesum muda-mudi, ternyata juga merusak hutan mangrove di kawasan tersebut. Ini terjadi karena  wisatawan yang datang ke kawasan hutan mangrove yang bertujuan untuk menikmati pemandangan yang ada di sana banyak membuang sampah seenaknya.



“Yah, kondisi itu yang sekarang terjadi di kawasan mangrove tersebut. Ini tentu sangat memprihatinkan sekali dan perlu ada solusi baru untuk mengatasinya. Saya minta Pemkot memperhatikan hal ini,” katanya.



Selain itu, katanya, jumlah wisatawan yang masuk ke lokasi wisata mangrove tersebut tidak dibatasi jumlahnya. Padahal konsep ekowisata adalah pengunjung yang datang jumlahnya dibatasi dengan harapan tidak mengganggu ekosistem yang ada di sana.



Dalam setiap kunjungan wisata mangrove harus ada pemandu khusus yang akan memaparkan  tentang  apa itu konservasi hutan mangrove. Sementara, selama ini pemerintahkota (pemkot) tidak menyediakan pemandu tersebut.



Kegiatan tersebut juga mengusik ketenangan satwa terutama burung.  Berdasarkan data dari pemerhati burung, jumlah spesies yang ada di sana mencapai 170 spesies dan kini tinggal sekitar 70 hingga 80 spesies.

“Perku diketahui, klawasan  di sana itu juga sebagai tempat burung migran yang mampir sementara. Dengan adanya banyak kegiatan terutama penggunaan pengeras suara, burung migran sekarang banyak  yang enggan lagi mampir ke  Wonorejo,” ujarnya.



Kepala Satpol PP, Irvan Widyanto mengaku pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kecamatan Rungkut untuk ikut menciptakan situasi kondusif diwilayahnya, termasuk kawasan wisata hutan mangrove.



“Saya sudah berkoordinasi dengan kecamatan untuk mengintensifkan pengamanan di wilayahnya masing-masing yang bisa berpotensi menjadi sumber terjadinya traficking,” katanya.



Ini dibenarkan Camat Rungkut Ridwan Mubarun. Ia mengaku secara rutin pihaknya telah melakukan penyisiran pada sejumlah tempat yang disinyalir dimanfaatkan orang-orang untuk berbuat mesum. Salah satunya kawasan hutan wisata mangrove. "Kita sudah rutin kok melakukan penyisiran. Terakhir Senin (1/10) lalu,” ujar mantan sekcam Kecamatan Rungkut ini.



Ia mengakui, kawasan hutan mangrove memang dimanfaatkan anak-anak sekolah setingkat SMP dan SMA untuk pacaran. Karenanya, ia beserta jajaran terkait terus mengupayakan agar kawasan tersebut mendapat pantauan setiap saat.pur











Sumber: www.surabayapost.co.id

0 komentar em “Diselakan Wisata Mangrove Wonorejo Jadi Tempat Mesum”

Posting Komentar